Perselisihan Hamba Tuhan
“Hal itu menimbulkan perselisihan yang tajam, sehingga mereka berpisah dan Barnabas membawa Markus juga sertanya berlayar ke Siprus” (Kisah Para Rasul 15:39 – TB).
Wah, dua hamba Tuhan berselisih tajam. Sesuatu yang tidak nyaman dibaca bukan? Dalam konteks ini, Paulus berselisih tajam dengan Barnabas, perihal perlu tidaknya Yohanes Markus, keponakan Barnabas itu, untuk dilibatkan kembali dalam perjalanan misi ke-2. Barnabas tentu rindu untuk membimbing kembali keponakannya yang pernah gagal itu. Sedangkan Paulus yang tampaknya bertemperamen kolerik dan berorientasi kerja atau tugas, keberatan untuk melibatkan kembali Markus. Mungkin Paulus masih kesal atau mungkin juga Markus dianggapnya hanya akan menghambat penyelesaian kerja atau tugas yang hendak dilaksanakan.
Ungkapan perselisihan yang tajam di sini, menggunakan kata Yunani paroxusmos (??????????), yang memiliki makna: Stimulasi, provokasi, iritasi, perselisihan karena marah. Kata ini terkait dengan kata paroksysmós yang bermakna provokasi, atau secara harafiah bermakna menusuk (memotong) seseorang sehingga mereka harus merespon. Jadi ada nuansa negatif di sini. Menariknya, kata yang senada muncul dalam bentuk lain, dalam Ibrani 10:24 (TB), “Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong (paroxymon, ??????????) dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.” Jelas di ayat yang kedua ini nuansanya lebih positif.
Namun Jika kita ingin mencoba melihat kata ini secara utuh, dan menerapkannya dalam konteks hubungan Paulus dan Barnabas, kita bisa mendapatkan bahwa memang ada perselisihan yang tajam antara keduanya, tetapi perselisihan mereka nampaknya terjadi di dalam suatu konteks untuk mendorong suatu pekerjaan yang baik. Jadi, janganlah tergesa-gesa untuk senantiasa mengatakan bahwa perbedaan pendapat itu buruk. Paulus dan Barnabas yang adalah rekan sekerja itupun berselisih pendapat, bahkan dengan tajam. Bagi Paulus, mungkin pekerjaan baik yang menjadi sasaran utamanya adalah terkait tugas memperhatikan jemaat-jemaat yang akan mereka kunjungi dan keadaan jemaat-jemaat itu. Namun bagi Barnabas, nampaknya pekerjaan baik yang juga menjadi sasarannya adalah agar bisa terbinanya kembali Markus di dalam pekerjaan Tuhan.
Di dalam dunia yang sudah jatuh dalam dosa ini, bahkan di dalam pekerjaan dan pelayanan Tuhan, terkadang perselisihan yang tajam seperti yang dialami oleh kedua hamba Tuhan di atas menjadi tidak terhindarkan. Namun seperti halnya pula pada kedua hamba Tuhan di atas, baiklah setiap pihak memastikan bahwa motivasi masing-masing adalah sungguh-sungguh untuk mendorong suatu pekerjaan yang baik.
Kadang berpisah jalan pun tidak terhindarkan, tetapi baiklah sebagaimana yang diteladankan oleh Paulus sendiri, baiklah setiap orang tetap hidup dalam ikatan kasih satu sama lain (Kolose 3:14) dan belajar bertumbuh satu sama lain. Paulus sendiri belajar bertumbuh, karena di kemudian hari dia dengan terbuka mengakui bahwa pelayanan Markus (yang juga telah berubah dan bertumbuh di bawah asuhan Barnabas dan Petrus [1Petrus 5:13]) penting baginya (Kolose 4:10 dan 2Tim.4:11) dan ia pun meminta jemaat untuk menerima Markus.