Hidup untuk Diberitakan
“Pergilah, berdirilah di Bait Allah dan beritakanlah seluruh firman hidup itu kepada orang banyak” (Kisah Para Rasul 5:20 – TB).
Dalam terjemahan BIMK (Bahasa Indonesia Masa Kini), ayat ini berbunyi demikian, “Pergilah berdiri di Rumah Tuhan dan beritahukanlah kepada orang-orang tentang hidup yang baru ini.” Jadi, malaikat memerintahkan rasul-rasul untuk berbicara kepada orang-orang, Firman (rhéma) tentang hidup (zóé) tersebut.
Tuturan tentang zóé inilah yang para rasul harus beritakan di komplek Bait Allah, di Yerusalem. Zóé sendiri punya makna: Kehidupan, baik keberadaan fisik (sekarang) dan spiritual (khususnya masa depan). Jadi bukan sekadar bios seperti dalam biologi (ilmu yang utamanya tentang aspek fisik kehidupan).
Zóé di dalam Kristuslah yang para rasul harus beritakan. Suatu kehidupan yang menyangkut hari ini dan masa depan, jasmani dan rohani. Kehidupan hari ini juga penting, karena apa yang hari ini menjadi respon kita terhadap kebenaran, berpengaruh pada kehidupan masa depan kita. Dan kepastian akan kehidupan masa depan kita, turut mempengaruhi kehidupan kita hari ini.
Para rasul sendiri telah menunjukkannya, Bagaimana keyakinan mereka akan hidup yang menyangkut masa depan itu, membawa konsekuensi bagi kebebasan mereka di masa kini. Pemenjaraan karena Injil harus mereka terima. Namun kuasa ilahi, melalui kehadiran malaikat, yang akan menjadi kenyataan sepenuhnya di masa depan, telah mereka alami. Sehingga mereka pun dibebaskan dari penjara dengan cara ajaib.
Bagaimana kita memandang hidup kita hari ini? Sejauh mana kepastian kita akan masa depan yang akan kita jelang? Sudahkah hidup yang sepenuhnya itu telah menjadi bagian kita? Bukankah itu macam kehidupan yang harus kita beritakan?!