Kutukan Orang Religius
[ad_1]
“Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!” (1 Korintus 10:12 – TB).
Bob Utley menjelaskan kalimat, “Siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh”. Ia menulis, “kepastian diri dan kebanggaan yang sombong dari kelompok di Korintus ini adalah masalah yang besar, sebagaimana pula sikap yang sama saat ini (lih. Rom 11:20; 2Pet 3:17). Allah telah dan akan menghakimi orang-Nya sendiri (lih. Yer 25:29; 1Pet 4:17). Penipuan diri adalah kutukan dari orang-orang religius! Mereka yang di dalam Kristus harus terus melakukan kerajinan (lih. 1Kor 9:24-27)!“
‘Penipuan diri adalah kutukan dari orang-orang religius’! Sungguh pesan yang penting sekaligus mengerikan. Apakah yang terjadi pada jiwa yang menipu diri? Bukankah ketika seseorang tertipu berarti dia tidak aware bahwa dia sedang ditipu? Apakah ini berarti orang yang menipu diri, tidak sadar bahwa ia sedang tertipu oleh diri sendiri? Sungguh benar Firman Allah, “Rancangan di dalam hati manusia itu seperti air yang dalam, tetapi orang yang pandai tahu menimbanya” (Amsal 20:5). Tidak heran Pemazmur berseru, “Siapakah yang dapat mengetahui kesesatan? Bebaskanlah aku dari apa yang tidak kusadari” (Mazmur 19:13 – TB).
Jika tidak waspada, orang bisa tertipu oleh diri sendiri, menyangka bahwa ia teguh berdiri. ‘Sangkaan’ ini ternyata sangat bisa menipu. Karena jikalau ‘sangkaan’-nya salah, kejatuhanlah yang dihasilkannya. Masalahnya, bagaimana jiwa yang tertipu dapat menyadari bahwa ia sedang ditipu oleh diri sendiri? Bukankah ini seperti lingkaran setan?
Pada akhirnya jawabannya ada di ayat 3, yaitu bahwa “Allah setia“. Pada akhirnya, karakter Allahlah yang menjadi pegangan kokoh satu-satunya. Allah yang kesetiaanNya dibuktikan dengan mengutus Putera KesayanganNya untuk mati dan bangkit bagi keselamatan umatNya. Pada karakter Allah inilah kita menemukan terang, yang dapat menyinari diri kita yang sedang menipu diri, dan pada diri yang sedang ditipu oleh diri sendiri. Sungguh, “Penipuan diri adalah kutukan dari orang-orang religius!“
[ad_2]