Pada momen pembukaan Penerimaan Murid Baru TA 2026-2027, Sekolah Kristen Kalam Kudus (SKKK) Jayapura terasa berbeda dari biasanya. Open House dan pembukaan penerimaan murid baru tahun ajaran 2026/2027 berjalan penuh semangat. Tapi, yang paling menyedot perhatian bukan sekadar pendaftaran, melainkan momen istimewa: SKKK memperkenalkan guru bahasa Mandarin baru langsung dari Tiongkok.

Langkah ini jelas besar, bukan hanya untuk memperkuat program global di sekolah, tapi juga memasukkan nuansa baru ke dalam kehidupan kelas. Open House kali ini terasa seperti pesta perjumpaan dua budaya: hangat, akrab, dan menginspirasi.

Acara dibuka dengan perkenalan Yang Zhengnan, guru Mandarin yang baru tiba di Indonesia. Ia datang dengan senyum lebar dan sapaan penuh keramahan. “Saya dari marga Yang,” ujarnya, menyebut salah satu marga besar yang dihormati di Tiongkok. Wajahnya tak bisa menyembunyikan rasa bahagia. Ia mengaku senang sekali mendapat kesempatan mengajar di Indonesia.

Baginya, ini tempat yang tepat untuk belajar, sekaligus berbagi kekayaan budaya Tiongkok. Ia melihat banyak nilai sopan santun yang sama antara masyarakat Indonesia dan Tiongkok. Menurutnya, kesamaan itu bisa jadi fondasi hubungan yang harmonis. “Saya sangat gembira berada di sini, belajar budaya Indonesia, dan memperkenalkan budaya Tiongkok,” katanya dalam bahasa Mandarin, diterjemahkan langsung di depan peserta.

Yang Lause juga jujur mengagumi keragaman budaya Indonesia. Dengan lebih dari 300 suku bangsa, katanya, Indonesia menawarkan warna budaya yang luar biasa. Semangatnya untuk berbagi ilmu dan menyerap nilai-nilai lokal pun makin besar. Ia mengucapkan terima kasih atas sambutan semua guru dan staf SKKK Jayapura. Kehangatan mereka membuatnya cepat merasa seperti di rumah sendiri. Ini pengalaman pertamanya tinggal di luar negeri, dan Yang Lause datang dengan tekad penuh untuk menjalani petualangan baru. Ia berharap kehadirannya tak hanya menambah wawasan bahasa Mandarin, tapi juga membuka pemahaman siswa tentang budaya Tiongkok yang sesungguhnya.

Dari pihak sekolah, perwakilan SKKK bicara soal tantangan mendatangkan guru asing. Awalnya, mereka mengajukan tiga guru Mandarin. Tapi karena banyak negara juga membutuhkan, pemerintah Tiongkok hanya mengizinkan satu guru saja. “Kami bersyukur mendapat guru berkualitas seperti Yang Lause. Ini bukti komitmen kami terhadap pendidikan global di Jayapura,” Ujar perwakilan SKKK. Meski harus menyesuaikan diri dengan keterbatasan jumlah guru, mereka tetap yakin mutu pendidikan akan terus naik, tanpa menambah beban biaya di awal. Pada kesempatan itu Yang Lause juga mengisi acara dengan karaoke lagu mandarin favorit ibunya.

Acara makin hidup saat peserta diajak yel-yel dalam tiga bahasa: Indonesia, Inggris, dan Mandarin. Ruangannya langsung penuh energi. Semua ikut bersorak, tepuk tangan meletup, tanda dukungan pada inisiatif multibahasa ini. Yel-yel bukan sekadar hiburan, tapi jadi bukti nyata SKKK sebagai jembatan menuju pemahaman global.